Skip to main content

Makalah Fisiologi pasca panen kesalahan Pra panen pada komoditas jagung.

                                                                       1. pendahuluan 

a. latar belakang 

Jagung (ZEA Mays L.) merupakan salah satu komoditi, pertanian yang sangat penting bagi makanan manusia dan ternak. meskipun merupakan konsumsi dunia, ternyata hanya sebagian kecil yang memasok jagung untuk kebutuhan tersebut. di Indonesia, jagung merupakan komoditas pertanian yang sangat penting kedua setelah tanaman padi. Komoditas ini memiliki kontribusi dalam penyediaan bahan pangan dan bahan industri. Dalam pengembangan jagung skala yang besar dengan produksi yang lebih tinggi berpotensi meningkatkan pendapatan petani dan perekonomian daerah. 

Komoditas jagung mempunyai fungsi multiguna (4F),yaitu untuk pangan (food), pakan (feed), bahan bakar (fuel),dan bahan baku industri (fiber). Dalam ransum pakan ternak, terutama unggas, jagung merupakan komponen utama dengan proporsi sekitar 60%. Diperkirakan lebih dari 58% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan, sedangkan untuk pangan hanya sekitar 30%,dan sisanya untuk kebutuhan industri lainnya dan benih.

Jagung (ZEA Mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang penting selain gandum dan padi. komoditas ini merupakan sumber karbohidrat utama di Amerika tengah dan selatan, jagung bisa menjadi salah satu alternatif sumber pangan di Amerika serikat. beberapa daerah di Indonesia seperti Madura dan nusa tenggara penduduknya konsumsi jagung sebagai bahan pangan pokok. selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyak (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung maizena atau jagung), dan bahan baku industri. tongkol jagung kaya akan pentosa yang akan dipakai sebagai bahan baku pembuatan Furfural. komoditas ini telah direkayasa genetika sebagai bahan penghasil farmasi.

                                                                   2. Tinjauan Pustaka

a. komoditas jagung

Jagung merupakan tanaman serelia yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian masyarakat dan pembangunan pertanian. Manfaat jagung tidak hanya sebagai bahan pangan yang dapat diupayakan agar bisa memenuhi ketersediaan jagung dan mengurangi ketergantungan impor adalah dengan menangani pada saat proses Pra panen dan pasca panen. Tanaman jagung memiliki morfologi tubuh seperti pada biji yang berbentuk pipih dengan permukaan atas yang cembung atau cekung dan dasar runcing. 

Daun Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal Panjang, lebar, tebal, sudut, dan warna pigmentasi daun. Batang jagung tidak bercabang dan kaku dengan tinggi tergantung pada varietas dan tempat penanaman. Akar jagung mempunyai jenis akar serabut dengan macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Jagung memiliki bunga yang tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal. Sedangkan pada rambut, merupakan kepala putik dari tanaman jagung. 

b. budidaya tanaman

Budidaya tanaman atau dapat disebut dengan Pra panen merupakan berbagai macam kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan modal, teknologi ataupun dengan sumber daya lainnya untuk menghasilkan suatu produk berupa barang yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Menurut PP RI No 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman. Tujuan daripada budidaya tanaman ialah meningkatkan keamanan dan kedaulatan pangan secara nyata, menyediakan kebutuhan bahan baku untuk industri, serta meningkatkan perlindungan tanaman secara terus menerus dengan memperhatikan aspek konservasi sumber daya alam. 

Manfaat yang dapat didapatkan ketika melaksanakan budidaya tanaman ialah keuntungan ekonomi, memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, menghasilkan produksi dengan kualitas yang tinggi, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan menciptakan lapangan kerja baru. Proses dan teknik budidaya tanaman mencakup pengolahan lahan, penanaman, pemupukan tanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian OPT, panen, dan pasca panen.

c. penggunaan pestisida

Konsep pengendalian hama yang berdasar pada biologi dan ekologi semakin ditinggalkan dan diubah menjadi konsep pengendalian hama yang bertumpukan pada penggunaan pestisida. Pestisida menunjukkan hasil yang efektif dan efisien mengendalikan hama dibandingkan cara-cara pengendalian Sebelumnya. Pestisida terbukti mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan Kesejahteraan rakyat pada bidang pertanian maupun perkebunan. Penggunaan pestisida dalam budidaya pertanian saat ini memegang peranan penting. Pestisida adalah bahan yang beracun dan berbahaya apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan.

d. pascapanen 

Pasca panen merupakan salah satu mata rantai penting dalam usaha tani. Pada umumnya pasca panen diartikan sebagai tindakan pemetikan hasil, pembersihan lahan, pengangkutan hasil, penyimpanan hingga pengemasan. Penanganan pasca panen ialah tindakan pengolahan hasil panen dengan tujuan akhir untuk dipasarkan kepada konsumen dan siap dikonsumsi. Pada komoditas jagung, proses pasca panen terdiri atas serangkaian kegiatan yang dimulai dari pemetikan dan pengeringan tongkol, Pemipihan tongkol, pengemasan biji, dan penyimpanan sebelum dijual ke pedagang pengumpul.

                                                                 3. pembahasan

Panen dan pascapanen merupakan kegiatan yang dapat menentukan kualitas dan kuantitas produksi. Kesalahan dalam penanganan dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, penanganan secara benar perlu mendapat prioritas dalam proses produksi usaha tani. Kehilangan kuantitatif merupakan susut hasil akibat tertinggal di lapang waktu panen, tercecer saat pengangkutan atau tidak terpipih. Kehilangan kualitatif merupakan penurunan mutu hasil akibat butir rusak, butir berkecambah atau biji keriput selama proses pengeringan, pemipihan, pengangkutan atau penyimpanan. Faktor utama yang dapat menyebabkan rendahnya hasil jagung di Indonesia adalah penggunaan varietas lokal, kurangnya kesuburan tanah, kurang memadainya pemupukan serata serangan hama dan penyakit. 

                                                                      


Kesalahan saat pra panen pada komoditas jagung, dapat disebabkan pada fase pemberian pestisida. Kesalahan tersebut mengakibatkan hama menyerang pada saat proses Pra panen. Hama jagung diketahui dapat menyerang seluruh fase pertumbuhan tanaman, baik vegetative maupun generative. Hama yang biasa ditemukan pada tanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek batang, penggerek tongkol, penggerek batang merah jambu, pemakan daun, belalang dan tikus.

 Hama Lalat bibit dapat menyebabkan kerusakan saat panen bisa sampai mencapai 80% sampai 100%. Tanaman jagung yang hanya terserang ringan bisa ditangani tetapi berdampak nanti pada saat fase generatif yang bisa terhambat dan hasil pada saat panen juga bisa berkurang. Serangga ini menyerang tanaman pada saat jagung muda yang berumur 2 sampai 5 hari, ini bisa menyebabkan kematian pada tanaman jagung. 

Hama penggerek batang, menyerang seluruh fase perkembangan tanaman dan seluruh bagian tanaman jagung. Kehilangan hasil dapat mencapai 80%. Ciri serangannya adalah lubang kecil pada daun, gerakan pada batang, kerusakan pada tassel, dan kerusakan Sebagian tongkol. Hama penggerak batang merah jambu, menyerang jagung dan mengakibatkan kehilangan hasil sekitar 15%. Hama penggerek tongkol, menginvasi tongkol serta memakan biji yang sedang dalam proses pengisian. Kehilangan hasil dapat mencapai 10%. Hama tikus, merupakan salah satu hama yang menimbulkan masalah serius. Luas area pertanaman jagung dapat dirusak dan bertambah setiap tahunnya. 

Kurangnya penanganan pada budidaya agak berdampak buruk bagi hasil panen maupun pasca panen. Jagung yang dihasilkan akan mengalami pengeroposan sehingga biji jagung busuk dan berakibat pula pada tanaman jagung. Pada akhirnya jagung yang terserang hama pada fase budidaya akan berdampak di pasca panen karena mengalami kehilangan hasil yang tidak sesuai dengan yang harapan. 

                                                                       


Di daerah tropis dan sub tropis, hama dan penyakit merupakan penghambat utama dalam hal stabilitas produksi. Besarnya kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama sekitar 30% setiap tahun. Dengan begitu didapatkan cara penanganan yang dapat diusungkan pada Pra panen tanaman jagung. Hal yang bisa dilakukan untuk penganganan yaitu bisa dengan cara pengendalian melalui biologis dan pengendalian hama melalui kimiawi.

Pengendalian secara biologis antara lain bisa dengan memanfaatkan musuh alami dari hama itu sendiri seperti Trichogramma spp dan Beauveria bassiana. Sedangkan untuk pengendalian hama melalui kimiawi bisa dengan berdasarkan hasil pemantauan seperti Riwayat serangan hama serta ambang batas kendali hama. Penggunaan insektisida yang berbahan aktif seperti monokrotofos, triazofos, diklhrofos, dan karbofuran efektif menekan serangan dari hama penggerek batang, diazinon, sianfenfos, dan karbaril efektif untuk hama ulat grayak. 

                                                                              

                                                                            Kesimpulan

Berdasarkan hasil makalah yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa serangan hama yang terjadi pada fase Pra panen dapat berdampak pada panen dan pasca panen. Untuk menghindari gagal panen perlu dilakukan penanganan agar petani tidak mengalami kerugian yang besar. Apabila komoditas sudah terserang dapat ditangani dengan pengendalian melalui biologis dan pengendalian hama melalui kimiawi.


Daftar Pustaka.

Baco, D., & Tandiabang, J. (2014). Hama Utama Jagung dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros, 1(2), 1–12. 

Bahrum, S. 2018. “Makalah Budidaya Jagung Manis.” 1–23. Elfarisna, Rahmayuni, E., Fitriah, N., Nur, N., Sukrianto, & Adawiyah, S. El. (2021). Mengajar Budidaya Tanaman Hias di Yayasan Assyifa Al Islami. Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, 1–6. 

Firmansyah, I., Aqil, M., & Sinuseng, Y. (2006). Proses Pascapanen. Balai Penelitian Tanaman Serealia, 364–385. 

Nurmayulis, U., & Hermita, N. (2015). Potensi Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemanfaatan Lahan Pekarangan Oleh Masyarakat Desa Cimenteng Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Agrologia, 4(1).

Panikkai et al. 2017. “Analisis Ketersediaan Jagung Nasional Menuju Pencapaian Swasembada Dengan Pendekatan Model Dinamik.” Informatika Pertanian 26(1):41–48. 

Tangendjaja, Budi, Yusmichad Yusdja, and Nyak Ilham. 2002. “Analisis Ekonomi Permintaan Jagung Untuk Pakan.” Ekonomi Jagung Indonesia 229–54. 

Wahyudin, A., Ruminta, R., & Nursaripah, S. A. (2017). Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat. Kultivasi, 15(2), 86–91.





Comments